Thursday, 20 November 2014

wisata pantai Siung Jogja ala Backpacker Mahasiswa



Please welcome guys… yuppss itulah yang saya ucapkan kepada teman2 saya ketika saya dan kawan- kawn  telah sampai alun2 wonosari. Ya kami segerombolan peikmat wisata , bahasa jawanya backpacker… (hahaha) sedang menikmati masa liburan kami setelah satu semester penuh di jejali dengan berbagai materi perkuliahan… hooaaammmzzzz….
(gambar @alunalun wonosari)
Sedikit flashback (intinya curhat :D) saya dan teman teman saya  adalah mahasiswa semester atas di sebuah perguruan tinggi di Semarang. Setelah melaksanakan UAS merupakan hari yang bahagia buat kami. Yaa. It’s time to jalan-jalan. Tuhan itu maha adil bagi umatnya yang pengen jalan-jalan hehe.,. Saat kami pingin jalan-jalan, kbetulan tetangga kontrakan kami mengajak kami ke sebuah pantai di jogja yang jarang dikunjungi oleh wisatawan pada waktu itu. Yuuppsss pantai suing. Kawasan pantai tesebut merupakan tanah klahiran dri ibunya si  tetngga kontrakan. Berbekal rasa penasaran akan informasi tersebut maka intuisi kami sebagai backpacker ababil (cieeileh) maka diputuskanlah untuk mengeksplore pesisir pantai di jogja tersebut.
Setelah kita berdiskusi panjang lebar, akhirnya dibuat kesepakatan setelah lebaran kami akan menuju suing. Dan pada akhirnya tiba, Setelah lebaran kita bersiap eksplore. Pada tanggal 9-9-2011 akhirnya kita berangkat. Saya dengan berat hati harus bawa illegal driver,,,hahaha.. karena sebelum hari H saya mengalami kecelakaan yang mengharuskan saya istirahat dan tidak bisa bawa motor. Karena sudah terlanjur janji maka akhirnya saya bawa driver illegal (karena enggak punya SIM) hahaha…
Start dimulai di kontrakan (Semarang) dengan 8 peronil, antara lain, saya sendiri (biasa dipanggil Pa”dhe meta), bang Ridwan (sang empunya kawasan pantai Siung), mbah terto (yang paling tua di kelas), kang wisnu (rajanya jalan2), bang R(L)eza (si Cadel asal de(n)mak), bos Indro (yang “punya” kontrakan), teman mbah terto (g tau namanya hehe) dan akang Jumanto (si driver illegal). Dan satu lagi yang dari jogja Kang Mufly (selalu takut kalo pas Idul Adha).
Saat semua udah kumpul, kami langsung saja berangkat, tak banyak bicara besi bertenaga kuda pun melaju dengan kencang, menyelip diantara selipan, menikung di setiap tikungan, dan melaju kencang di setiap trek yang panjang. Kami dari Semarang mengambil arah kota Salatiga melalui Ungaran dan Bawen. Setelah itu lanjut ke Boyolali. Setelah dari boyolali kita ambil arah jatinom untuk menyingkat waktu.
Sampai jatinom kita lurus sampailah kita di terminal bayangan pengging,, ah pengging apa penggung saya lupa… setelah itu enggak tau arah kemana kami diajak bang ridwan menelusuri daerah klaten sebelah timur dan akhirnya TERESAT pemirsah.. huahuahuahua…. hingga akhirnya kami tembus di daerah wonosari. Sampai wonosari kami sempatkan istirahat sejenak sambil menunggu teman kami yang dari Jogja.
Ternyata kota ini memang menarik, di sela sela kejenuhan akibat menunggu, kami menyaksikan atraksi skateboard dan berjalan-jalan mengelilingi alun-alun. Maghribpun tiba, kita tunaikan dulu sholat sambil berharap kawan kami datang. Dan akhirnya setelah kita berjamaah di masjid Wonosari akhirnya kawan kami pun datang.
Setelah semuanya sudah berkumpul maka kami lanjutkan perjalanan ke pantai pada malam hari. Brrrrrrr, dingin plus horror. Karena akses menuju pantai yang dingin dan mencekam karena harus melaewati kawasan karst dan hutan ciri khas daerah Gunung kidul. Kita mengambil rute Selepas wonosari ada pertigaan belok kanan (selatan) arah pantai baron. Kurang lebih 9 Km dari dari pertigaan Wonosari tersebut ada pertigaan lagi, ambil ke kiri (kalau lurus arah pantai baron). Dari situ mulai melewati daerah Mentel – Bintaos – Tepus – pertigaan Winangun, lalu belok kanan menuju pantai suing.
Akan tetapi sebelum sampai pertigaan menuju pantai kami sempatkan mampir dulu ke rumah saudara si empunya suing, sambil istirahat, kami mendapatkan segelas kopi dan beberapa camilan. Heheehe .. trimakasih mbak sarilah.
Selepas kenyang lalu kita SMP (setelah makan pergi) hahaha… dari rumah mbak sarilah kita langsung menuju kawasan pantai. Tak jauh dari pertigaan winangun menuju pantai terdapat pos retribusi. Beruntung kami punya mas Ridwan (si empunya pantai) maka kamipun tidak mengeluarkan uang sepeserpun alias free..hahaha (maapin aim ya pak, pemasukannnya berkurang akibat kdatangan touris kaya kami) :p
Dan akhirnya setelah beberapa menit dari pos maka.. taraaaaaa..WELCOME TO SIUNG BEACH. yups sampailah kami di pantai suing. Kita parkirkan sepeda motor kami di sebuah tempat parkir (dan gratis :p). setelah parkir kita langsung menuju Pondok Warung Makan Bu Anis. Sesampaii di situ, teman kami langsung (kangen2nan) blaaa…blaaa..bluuu..blaaa..baaa dan akhirnya kami makan (gratis Lagi :p). setelah kenyang kami pun dipersilahkan menginap di Rumah panggung. Rumah panggung ini menghadap ke pantai di mana di gunakan sebagai basecamp tim SAR pantai Siung.
Pesona rembulan malampun mengantarkan kami melanglang buana di alam bawah sadar kami, sehingga tak tampak terbersit keraguan dan kesengsaraan yang ada pada alam dan jiwa-jiwa kami. Alam mengalunkan syair deburan ombak yang mampu memikat dan mengayomi jiwa-jiwa yang gelisah. Dan kamipun tak kuasa menahan hasrat menikmati indahnya alam bawah sadar kami. Kami pun istirahat dan zzzzzzzz….

Lanjut ke par t II