Please welcome guys… yuppss
itulah yang saya ucapkan kepada teman2 saya ketika saya dan kawan- kawn telah sampai alun2 wonosari. Ya kami
segerombolan peikmat wisata , bahasa jawanya backpacker… (hahaha) sedang
menikmati masa liburan kami setelah satu semester penuh di jejali dengan
berbagai materi perkuliahan… hooaaammmzzzz….
(gambar @alunalun wonosari)
Sedikit flashback (intinya
curhat :D) saya dan teman teman saya adalah
mahasiswa semester atas di sebuah perguruan tinggi di Semarang. Setelah melaksanakan UAS merupakan hari yang bahagia
buat kami. Yaa. It’s time to jalan-jalan. Tuhan itu maha adil bagi umatnya yang
pengen jalan-jalan hehe.,. Saat kami pingin jalan-jalan, kbetulan tetangga
kontrakan kami mengajak kami ke sebuah pantai di jogja yang jarang dikunjungi
oleh wisatawan pada waktu itu. Yuuppsss pantai suing.
Kawasan pantai tesebut merupakan tanah klahiran dri ibunya si tetngga kontrakan. Berbekal rasa penasaran
akan informasi tersebut maka intuisi kami sebagai backpacker ababil (cieeileh)
maka diputuskanlah untuk mengeksplore pesisir pantai di jogja tersebut.
Setelah kita berdiskusi
panjang lebar, akhirnya dibuat kesepakatan setelah lebaran kami akan menuju
suing. Dan pada akhirnya tiba, Setelah lebaran kita bersiap eksplore. Pada
tanggal 9-9-2011 akhirnya kita berangkat. Saya dengan berat hati harus bawa
illegal driver,,,hahaha.. karena sebelum hari H saya mengalami kecelakaan yang
mengharuskan saya istirahat dan tidak bisa bawa motor. Karena sudah terlanjur
janji maka akhirnya saya bawa driver illegal (karena enggak punya SIM) hahaha…
Start dimulai di kontrakan
(Semarang) dengan 8 peronil, antara lain, saya sendiri (biasa dipanggil Pa”dhe
meta), bang Ridwan (sang empunya kawasan pantai Siung), mbah terto (yang paling
tua di kelas), kang wisnu (rajanya jalan2), bang R(L)eza (si Cadel asal
de(n)mak), bos Indro (yang “punya” kontrakan), teman mbah terto (g tau namanya
hehe) dan akang Jumanto (si driver illegal). Dan satu lagi yang dari jogja Kang
Mufly (selalu takut kalo pas Idul Adha).
Saat semua udah kumpul, kami
langsung saja berangkat, tak banyak bicara besi bertenaga kuda pun melaju
dengan kencang, menyelip diantara selipan, menikung di setiap tikungan, dan
melaju kencang di setiap trek yang panjang. Kami dari Semarang mengambil arah
kota Salatiga melalui Ungaran dan Bawen. Setelah itu lanjut ke Boyolali.
Setelah dari boyolali kita ambil arah jatinom untuk menyingkat waktu.
Sampai jatinom kita lurus
sampailah kita di terminal bayangan pengging,, ah pengging apa penggung saya
lupa… setelah itu enggak tau arah kemana kami diajak bang ridwan menelusuri
daerah klaten sebelah timur dan akhirnya TERESAT pemirsah.. huahuahuahua…. hingga
akhirnya kami tembus di daerah wonosari. Sampai wonosari kami sempatkan
istirahat sejenak sambil menunggu teman kami yang dari Jogja.
Ternyata kota ini memang menarik,
di sela sela kejenuhan akibat menunggu, kami menyaksikan atraksi skateboard dan
berjalan-jalan mengelilingi alun-alun. Maghribpun tiba, kita tunaikan dulu
sholat sambil berharap kawan kami datang. Dan akhirnya setelah kita berjamaah
di masjid Wonosari akhirnya kawan kami pun datang.
Setelah semuanya sudah
berkumpul maka kami lanjutkan perjalanan ke pantai pada malam hari. Brrrrrrr,
dingin plus horror. Karena akses menuju pantai yang dingin dan mencekam karena
harus melaewati kawasan karst dan hutan ciri khas daerah Gunung kidul. Kita
mengambil rute Selepas wonosari ada pertigaan belok kanan (selatan) arah pantai
baron. Kurang lebih 9 Km dari dari pertigaan Wonosari tersebut ada pertigaan
lagi, ambil ke kiri (kalau lurus arah pantai baron). Dari situ mulai melewati
daerah Mentel – Bintaos – Tepus – pertigaan Winangun, lalu belok kanan menuju
pantai suing.
Akan tetapi sebelum sampai
pertigaan menuju pantai kami sempatkan mampir dulu ke rumah saudara si empunya
suing, sambil istirahat, kami mendapatkan segelas kopi dan beberapa camilan.
Heheehe .. trimakasih mbak sarilah.
Selepas kenyang lalu kita
SMP (setelah makan pergi) hahaha… dari rumah mbak sarilah kita langsung menuju
kawasan pantai. Tak jauh dari pertigaan winangun menuju pantai terdapat pos
retribusi. Beruntung kami punya mas Ridwan (si empunya pantai) maka kamipun
tidak mengeluarkan uang sepeserpun alias free..hahaha (maapin aim ya pak,
pemasukannnya berkurang akibat kdatangan touris kaya kami) :p
Dan akhirnya setelah
beberapa menit dari pos maka.. taraaaaaa..WELCOME TO SIUNG BEACH. yups
sampailah kami di pantai suing. Kita parkirkan sepeda motor kami di sebuah
tempat parkir (dan gratis :p). setelah parkir kita langsung menuju Pondok
Warung Makan Bu Anis. Sesampaii di situ, teman kami langsung (kangen2nan)
blaaa…blaaa..bluuu..blaaa..baaa dan akhirnya kami makan (gratis Lagi :p).
setelah kenyang kami pun dipersilahkan menginap di Rumah panggung. Rumah panggung
ini menghadap ke pantai di mana di gunakan sebagai basecamp tim SAR pantai
Siung.
Pesona rembulan malampun
mengantarkan kami melanglang buana di alam bawah sadar kami, sehingga tak
tampak terbersit keraguan dan kesengsaraan yang ada pada alam dan jiwa-jiwa
kami. Alam mengalunkan syair deburan ombak yang mampu memikat dan mengayomi
jiwa-jiwa yang gelisah. Dan kamipun tak kuasa menahan hasrat menikmati indahnya
alam bawah sadar kami. Kami pun istirahat dan zzzzzzzz….
Lanjut ke par t II