Saturday, 6 December 2014

TEORI GANZHEIT NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA Nh. DINI

TEORI GANZHEIT NOVEL NAMAKU HIROKO
KARYA Nh. DINI

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kritik Sastra
dosen pengampu:

 















Oleh
Meta Winanto
blogger-kabukies87.blogspot.com


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2014

Nh. Dini adalah novelis wanita Indonesia yang paling subur produktivitasnya. Novelis ini mampu disejajarkan dengan Motinggo Busye, Putu Wijaya. Novel pertamanya yaitu Hati Yang Damai (1961) lalu Pada Sebuah Kapal (1973) yang merupakan Novel pembawa pencerahan karena pengetahuan emansipasi wanita serta renungan Internasional yang diungkapkan secara peka. Selain itu Novel Namaku Hiroko juga merupakan wujud pemberontakan terhadap laki-laki akan adanya hak perempuan serta emansipasi wanita.
Hiroko adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang mengadu nasib di kota karena tekanan ekonomi keluarga. Beberapa kali ia bekerja di kota sebagai pembantu rumah tangga. Karena keinginan untuk hidup yang lebih layak dan ingin menghindari majikannya yang sering mengajaknya berhubungan intim, ia beralih pekerjaan sebagai pramuniaga di sebuah toko besar. Berkat keinginan yang keras, kemauan, serta keluwesannya, Hiroko tidak hanya menjadi seorang pramuniaga melainkan, dipercaya untuk menjadi model bagi produk yang dijual di toko tersebut. Kariernya pun kian menanjak dan pergaulannya semakin luas dan bebas.
Yukio Kishihara adalah sesosok pria yang menyukai Hiroko. Dengan hasrat keremajaannya, Hiroko merasa sangat senang diperhatikan seorang pria. Namun Hiroko berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak membalas perasaan Yukio, karena alasan pria tersebut bukanlah pria idamannya. Karier Hiroko pun semakin menanjak dan semakin sibuk pula, ia harus mengunjungi kantor-kantor cabang untuk memperagakan pakaian dan alat-alat kecantikan. Hiroko berusaha mendukung penampilannya dengan cara mengikuti kursus kecantikan dan kepribadian, juga kursus dansa.
Secara perlahan bayangan Hiroko terhadap Yukio pun hilang dan tergantikan oleh Suprapto, pemuda Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Jepang. Hiroko mudah akrab dengan Suprapto karena kesamaan pandangan dan prinsip yang mereka anut. Melalui Suprapto, Hiroko belajar banyak bahasa Inggris, bahasa dan budaya Indonesia. Dikala Suprapto mencoba untuk menjadikan Hiroko sebagai seorang pendamping hidup, Hiroko menjawabnya dengan alasan belum berani untuk menjalaninya. Sebab menurut Hiroko, pernikahan antarbangsa banyak menimbulkan masalah.
Ini adalah sebuah anggapan dari bangsa timur yang memiliki sopan  santun serta adat istiadat yang begitu kentalnya.pernikahan antar bangsa dapat menimbulkan pertentangan tentang bagaimana warga negara seorang anak nantinya yang dilahirkan dari keturunan yang berbeda bangsa.
Setelah kepergian Suprapto, Hiroko kembali hidup sendiri dan menerima tawaran sebagi penari telanjang  di sebuah kabaret terbesar di kota itu. Pekerjaan tersebut ia lakukan atas dasar kemauannya sendiri untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Suatu ketika ia mengunjungi seorang temannya bernama Natsuko dan suaminya, Yoshida. Pertemuan antara Hiroko dan Yoshida memberikan kesan mendalam. Yoshida sangat tertarik pada Hiroko, sementara Yoshida di mata Hiroko adalah sesosok pria idaman karena Yoshida tampan, gagah dan kaya raya. Hiroko rela dijadikan sebagai wanita simpanan dan menjalin cinta layaknya hubungan suami istri tanpa mempedulikan nilai agama, moral dan persahabatan.
Tomiko, teman Hiroko yang pandai bergaul dan tampil mempesona, berhasil meyakinkan ayahnya untuk mengizinkan Hiroko ke kota dan bekerja lagi. Selain berganti pekerjaan mulai dari pembantu, pegawai toko, sampai menjadi model sekaligus penari telanjang di kabaret, Hiroko mengenal pria dan hubungan intim orang dewasa. Bahkan gadis desa yang semula polos ini berubah menjadi wanita ambisius dan mementingkan penampilan.
Kesan tragis, kontradiktif dan ambigu ketika kita membaca novel Namaku Hiroko. Sebuah pilihan hidup yang menarik untuk disimak. Dalam novel ini disajikan beberapa bentuk pertentangan akan kehidupan yang ironis sebagai suatu pilihan hidup seorang wanita Jepang. Dalam konteks sastra yang tepat, pengarang mampu membeberkan rahasia dirinya kepada orang lain. Lebih ironisnya lagi, pengakuan itu dibuat secara terbuka dan penuh kesadaran. Dini adalah seorang perasa yang cerdas, penilai, luas wawasan kemanusiaannya dan sedikit keras kepala sepanjang menyangkut prinsip hidupnya. Selain itu Dini merupakan sorang yang gigih dalam usahanya untuk mencari kebahagian hidup. Karakter tersebut tercermin dalam tokoh Hiroko yang memiliki adat ketimuran yang hormat, lembut, sopan, pemalu tetapi kehidupan kota telah membentuknya menjadi seorang pribadi yang ambisius, liberal dan materialis.
Secara halus dan tepat, Dini menggambarkan suatu tindak diskriminasi yang banyak dialami kaum wanita. Sebagai individu, wanita juga mempunyai hak yang sama dengan pria dalam menentukan pilihan hidup tanpa campur tangan pihak lain. Dini adalah satu-satunya pengarang wanita Indonesia yang tetap konsisten memperjuangkan emansipasi wanita. Dalam novel Namaku Hiroko ini, Dini berusaha mengetengahkan tema tentang penghapusan diskriminasi dan kebebasan menentukan hidup.
VN:F [1.6.8_Bahasa yang digunakan ringan dan mudah dicerna oleh pelajar SMA tetapi gaya tuturnya serius sehingga kurang nikmat. Penokohan pria pun kurang bervariasi. Semua dikisahkan sebagai lelaki hidung belang. Membaca buku ini memerlukan penghayatan agar nilai-nilai di dalamnya tersampaikan. Secara keseluruhan, novel Namaku Hiroko adalah karya sastra yang baik untuk dibaca kalangan remaja dan dewasa di Indonesia.
Melalui novel ke-4nya ini, NH Dini menggambarkan ganasnya kota di Jepang tahun 70-an, tempat para lelaki berhubungan dengan orang lain sesuka hati. Kehidupan malam membawa pengaruh kurang baik terhadap pendatang baru seperti Hiroko.Begitulah sepenggal kisah Hiroko, seorang gadis asal Kyusu dalam kehidupannya.

No comments:

Post a Comment