TEORI GANZHEIT NOVEL NAMAKU HIROKO
KARYA Nh. DINI
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Kritik Sastra
dosen pengampu:
Oleh
Meta Winanto
blogger-kabukies87.blogspot.com
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2014
Nh. Dini
adalah novelis wanita Indonesia yang paling subur produktivitasnya. Novelis ini
mampu disejajarkan dengan Motinggo Busye, Putu Wijaya. Novel pertamanya yaitu
Hati Yang Damai (1961) lalu Pada Sebuah Kapal (1973) yang merupakan Novel
pembawa pencerahan karena pengetahuan emansipasi wanita serta renungan
Internasional yang diungkapkan secara peka. Selain itu Novel Namaku Hiroko juga
merupakan wujud pemberontakan terhadap laki-laki akan adanya hak perempuan
serta emansipasi wanita.
Hiroko adalah
seorang gadis berusia 16 tahun yang mengadu nasib di kota karena tekanan
ekonomi keluarga. Beberapa kali ia bekerja di kota sebagai pembantu rumah
tangga. Karena keinginan untuk hidup yang lebih layak dan ingin menghindari
majikannya yang sering mengajaknya berhubungan intim, ia beralih pekerjaan
sebagai pramuniaga di sebuah toko besar. Berkat keinginan yang keras, kemauan,
serta keluwesannya, Hiroko tidak hanya menjadi seorang pramuniaga melainkan,
dipercaya untuk menjadi model bagi produk yang dijual di toko tersebut.
Kariernya pun kian menanjak dan pergaulannya semakin luas dan bebas.
Yukio
Kishihara adalah sesosok pria yang menyukai Hiroko. Dengan hasrat
keremajaannya, Hiroko merasa sangat senang diperhatikan seorang pria. Namun
Hiroko berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak membalas perasaan Yukio, karena
alasan pria tersebut bukanlah pria idamannya. Karier Hiroko pun semakin
menanjak dan semakin sibuk pula, ia harus mengunjungi kantor-kantor cabang
untuk memperagakan pakaian dan alat-alat kecantikan. Hiroko berusaha mendukung
penampilannya dengan cara mengikuti kursus kecantikan dan kepribadian, juga
kursus dansa.
Secara
perlahan bayangan Hiroko terhadap Yukio pun hilang dan tergantikan oleh
Suprapto, pemuda Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Jepang. Hiroko mudah
akrab dengan Suprapto karena kesamaan pandangan dan prinsip yang mereka anut. Melalui Suprapto, Hiroko belajar banyak
bahasa Inggris, bahasa dan budaya Indonesia. Dikala Suprapto mencoba untuk
menjadikan Hiroko sebagai seorang pendamping hidup, Hiroko menjawabnya dengan
alasan belum berani untuk menjalaninya. Sebab menurut Hiroko, pernikahan
antarbangsa banyak menimbulkan masalah.
Ini adalah sebuah anggapan dari bangsa
timur yang memiliki sopan santun serta
adat istiadat yang begitu kentalnya.pernikahan antar bangsa dapat menimbulkan
pertentangan tentang bagaimana warga negara seorang anak nantinya yang
dilahirkan dari keturunan yang berbeda bangsa.
Setelah kepergian Suprapto, Hiroko kembali
hidup sendiri dan menerima tawaran sebagi penari telanjang di sebuah
kabaret terbesar di kota itu. Pekerjaan tersebut ia lakukan atas dasar
kemauannya sendiri untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Suatu ketika ia
mengunjungi seorang temannya bernama Natsuko dan suaminya, Yoshida. Pertemuan
antara Hiroko dan Yoshida memberikan kesan mendalam. Yoshida sangat tertarik
pada Hiroko, sementara Yoshida di mata Hiroko adalah sesosok pria idaman karena
Yoshida tampan, gagah dan kaya raya. Hiroko rela dijadikan sebagai wanita
simpanan dan menjalin cinta layaknya hubungan suami istri tanpa mempedulikan
nilai agama, moral dan persahabatan.
Tomiko, teman Hiroko yang pandai bergaul
dan tampil mempesona, berhasil meyakinkan ayahnya untuk mengizinkan Hiroko ke
kota dan bekerja lagi. Selain berganti pekerjaan mulai dari pembantu, pegawai
toko, sampai menjadi model sekaligus penari telanjang di kabaret, Hiroko
mengenal pria dan hubungan intim orang dewasa. Bahkan gadis desa yang semula polos ini berubah
menjadi wanita ambisius dan mementingkan penampilan.
Kesan tragis, kontradiktif dan ambigu
ketika kita membaca novel Namaku Hiroko. Sebuah pilihan hidup yang menarik
untuk disimak. Dalam novel ini disajikan beberapa bentuk pertentangan akan
kehidupan yang ironis sebagai suatu pilihan hidup seorang wanita Jepang. Dalam
konteks sastra yang tepat, pengarang mampu membeberkan rahasia dirinya kepada
orang lain. Lebih ironisnya lagi, pengakuan itu dibuat secara terbuka dan penuh
kesadaran. Dini adalah seorang perasa yang cerdas, penilai, luas wawasan
kemanusiaannya dan sedikit keras kepala sepanjang menyangkut prinsip hidupnya.
Selain itu Dini merupakan sorang yang gigih dalam usahanya untuk mencari
kebahagian hidup. Karakter tersebut tercermin dalam tokoh Hiroko yang memiliki
adat ketimuran yang hormat, lembut, sopan, pemalu tetapi kehidupan kota telah
membentuknya menjadi seorang pribadi yang ambisius, liberal dan materialis.
Secara halus dan tepat, Dini menggambarkan
suatu tindak diskriminasi yang banyak dialami kaum wanita. Sebagai individu,
wanita juga mempunyai hak yang sama dengan pria dalam menentukan pilihan hidup
tanpa campur tangan pihak lain. Dini adalah satu-satunya pengarang wanita
Indonesia yang tetap konsisten memperjuangkan emansipasi wanita. Dalam novel
Namaku Hiroko ini, Dini berusaha mengetengahkan tema tentang penghapusan
diskriminasi dan kebebasan menentukan hidup.
Bahasa yang digunakan ringan dan mudah dicerna
oleh pelajar SMA tetapi gaya tuturnya serius sehingga kurang nikmat. Penokohan
pria pun kurang bervariasi. Semua dikisahkan sebagai lelaki hidung belang.
Membaca buku ini memerlukan penghayatan agar nilai-nilai di dalamnya
tersampaikan. Secara keseluruhan, novel Namaku Hiroko adalah karya sastra yang
baik untuk dibaca kalangan remaja dan dewasa di Indonesia.
Melalui novel ke-4nya ini, NH
Dini menggambarkan ganasnya kota di Jepang tahun 70-an, tempat para lelaki
berhubungan dengan orang lain sesuka hati. Kehidupan malam membawa pengaruh
kurang baik terhadap pendatang baru seperti Hiroko.Begitulah sepenggal
kisah Hiroko, seorang gadis asal Kyusu dalam kehidupannya.
No comments:
Post a Comment