Tuesday 14 October 2014

Angkatan Periode 45



Tahun 1942-1945 bangsa Indonesia dijajah bangsa Jepang. Oleh Jepang, pada masa itu penggunaan bahasa Belanda dilarang dan penggunaan bahasa Indonesia digalakkan. Dalam kaitanya di dunia sastra, sastra Indonesia menjadi semakin marak. Olh Jpang pula pengarang dan seniman dikumpulkan di Kantor Pusat kebudayaan yang dinamakan Keimin Bunka Shidosho.
Hal itu sebenarnya tak lepas dari niatan Jepang untuk menguasai Asia. Pengarang dan seniman dikerahkan untuk membuat segala sesuatu yang mendukung progam Jepang. Dengan kata lain, hasil karya seniman dapat dikatakan sebagai hasil pesanan. Itu berarti, karya seniman diharapkan dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan rakyat Indonesia kepada keunggulan bangsa Jepang.
Angkatan 45 pertama kali dikemukakan oleh Rosihan Anwar di majalah Siasat pada tanggal 9 Januari 1949. Angkatan 45 disebut juga sebagai Angkatan Kemerdekaan. Selain itu ada juga istilah lain yang digunakan yaitu, Angkatan Chairil Anwar, Angkatan Perang, Angkatan Sesudah Perang, Angkatan Sesudah Pujangga Baru, Generasi Gelanggang, Angkatan Pembebasan.
Menurut Pradopo, angkatan sastra 45 bercirikan :
  1. Gaya Realisme, Simbolik, Ekspresionisme
  2. Individualisme terlihat lebih menonjol
  3. Filsafat Ekstensialisme mulai dikenal
  4. Masalah Kemanusiaan yang umum, misalnya Hak Asasi Manusia.
Berikut ini dapat kita perhatikan Pengarang-pengarang angkatan 45 dan karya-karyanya sebagaimana di bawah ini :
Karya – karya Chairil Anwar antara lain : Kerikil Tajam dan yang Terhempas dan yang Putus (1949, kumpulan puisi), Deru Campur Debu (1949, kumpulan puisi), Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi bersama Rivai Apin, dan Asrul Sani)
Karya – karya Asrul Sani antaralain : Bola Lampu (cerpen), Sahabat Saya Cordiaz (cerpen), Si Penyair Belum Pulang (cerpen), Perumahan Bagi Fadjria Novari (cerpen), Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat (cerpen)
Karya – karya Idrus antara lain :Dari Ava Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948, kumpulan cerpen), Keluarga Surono (1948, drama), Perempuan dan Kebangsaan (1949, roman autobiogrfis), Aki (1950), Dengan mata Terbuka (1961), Hati Nurani manusia (1963)
Karya – karya Usmar Ismail antaralain : Puntung Berasap (1949, kumpulan puisi), Sedih dan Gembira (1949, kumpulan drama), berisi: “Api”, “Liburan Seniman”, dan “Citra”. Mutiara dari Nusa Laut (drama), Mekar Melati (drama), Tempat yang Kosong (drama), “Ayahku Pulang” merupakan drama saduran dari “Chichi Kaeru”karangan Kikuchi Kwan. “Ayahku Pulang” kemudian dibuat film dengan judul “Dosa Tak Berampun”.
Karya – karya Amal Hamzah antaralain : Gitanyali (1947), Pembebasan Pertama (1949, terjemahan), kp. Buku dan Penulis (1950, kritik)
Karya – karya Rosihan Anwar antaralain : Raja Kecil, Bajak laut di Selat Malaka (1967), Radio Masyarakat (cerpen).
Karya – karya Achdiat K. Mihardja antaralain : Atheis (1948, roman), Polemik Kebudayaan (1948), Bentrokan Dalam Asrama (1952, drama), Keretakan dan Ketegangan (1956, kumpulan cerpen dan drama sebabak), Kesan dan Kenangan (1961, kumpulan  cerpen)
Karya – karya Aoh K Hadimaja antaralain : Zahra (1952, kumpulan puisi), Manusia dan Tanahnya (1952, kumpulan cerpen & reportasi literree), Beberapa Paham angkatan ’45 (1952, kumpulan esai)
Karya – karya M. Balfas  antaralain : Lingkaran – Lingkaran Retak (1952, kumpulan ccerpen), Retak (1964, roman)
Karya – karya Rusman Sutiasumarga antaralain : Yang Terempas dan Yang Terkandas (1951, kumplan cerpen), Korban Romantik (1964, kumpulan cerpan), Kalung (1964, kumpulan cerpan)
Karya – karya Trisno Sumardjo antaralain : Kata Hati dn Perbuatan (1952, kumpulan puisi cerpen drama), Cinta Teruna (1953, drama), Rumah Raja (1957, kumpulan cerpen), Daun Kering (1962, kumpulan cerpen), Wajah – Wajah yang Berubah (1968, kumpulan cerpen), Silhuet (1966, kumpulan puisi), Hamlet (1950, terjemahan), Macbeth (1950, terjemahan dari Saudagar Venesia), Manasuka (1952, terjmahan dari Impian di Tengah Musim), Romeo dan Julia (1955, terjemahan), Antonius dan Cleopatra (1963, terjemahan), Dongeng – Dongeng Perumpamaan (1959), Dokter Zhivago (1960, terjemahan)
Karya – karya MH. Rustandi Kartakusuma antaralain : Prabu dan Puteri (1950, kumpulan drama), Merah Semua Putih Semua (1961), Rekaman Dari Tujuh Daerah (1951)
Karya – karya Mohammad Ali antaralain : Hitam dan Putih (1959, kumpulan puisi cerpen, drama), Lima Tragedi (1954), Siksa dan Bayangan (1955), Persetujuan Dengan Iblis (1955), Kubur Tak Bertanda (1955)
Karya – karya Harjadi S. Hartowardojo antaralain : Luka Bayang (kumpulan puisi cerpen, drama), Kumpulan Sajak – Sajak 1950-1953 (1964, kumpulan puisi), Munafik
Karya – karya Suwarsih Djojopuspito antaralain : Buiten Het gareel (Di Luar Garis) (1941, roman), Tujuh Cerita Pendek (1951, kumpulan cerpen), Empat Serangkai (1954, kumpulan cerpen)
Karya – karya S. Rukiah antaralain : Tandus (1952, kumpulan puisi cerpen), Kejatuhan Dan Hati (1950, roman)
Karya – karya Abu Hanifah antaralain : Kumpulan Drama Taufan Di Atas Asia (yang berisi : “Taufan di Atas Asia”, “Intelek Istimewa”, “Dewi Reni”, dan “Rogaya”), Dokter Rimbu (1952)
Abu Hanifah menggunakan nama samara El Hakim dalam setiap tulisannya. Abu Hanifah juga merupakan kakak dari Usmar Ismail.
Karya – karya M.S. Ashar antaralain : Bunglon (Puisi)
Karya – karya kotot Sukardi antaralain : Bende Matatam
Karya – karya Inu Kertapati antaralain : Sumping Sureng Pati
Karya – karya Walujati antaralain : Berpisah (Puisi)
Karya – karya St. Nuraini antaralain : Sajak Buat Anak Yang Takkan Lahir (puisi)
Karya – karya Maria Amin antaralain : Tengoklah Dunia Sana (prosa lirik)
Karya – karya Narjamsu antaralain : Terawang (1948, cerpen, di majalah Gema Suasana)
Nah demikian kiranya beberapa sastrawan dan karyanya yang termasuk dalam angkatan Balai Pustaka. Mohon maaf jika ada kesalahan-kesalahan. Oleh Karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dari para sobat blogger guna menambah dan memajukan sastra Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat…
Salam Sastra

No comments:

Post a Comment