Tahun
1942-1945 bangsa Indonesia dijajah bangsa Jepang. Oleh Jepang, pada masa itu
penggunaan bahasa Belanda dilarang dan penggunaan bahasa Indonesia digalakkan.
Dalam kaitanya di dunia sastra, sastra Indonesia menjadi semakin marak. Olh
Jpang pula pengarang dan seniman dikumpulkan di Kantor Pusat kebudayaan yang
dinamakan Keimin Bunka Shidosho.
Hal
itu sebenarnya tak lepas dari niatan Jepang untuk menguasai Asia. Pengarang dan
seniman dikerahkan untuk membuat segala sesuatu yang mendukung progam Jepang.
Dengan kata lain, hasil karya seniman dapat dikatakan sebagai hasil pesanan.
Itu berarti, karya seniman diharapkan dapat membangkitkan semangat dan
kepercayaan rakyat Indonesia kepada keunggulan bangsa Jepang.
Angkatan
45 pertama kali dikemukakan oleh Rosihan Anwar di majalah Siasat pada tanggal 9
Januari 1949. Angkatan 45 disebut juga sebagai Angkatan Kemerdekaan. Selain itu
ada juga istilah lain yang digunakan yaitu, Angkatan Chairil Anwar, Angkatan
Perang, Angkatan Sesudah Perang, Angkatan Sesudah Pujangga Baru, Generasi
Gelanggang, Angkatan Pembebasan.
Menurut
Pradopo, angkatan sastra 45 bercirikan :
- Gaya Realisme, Simbolik, Ekspresionisme
- Individualisme terlihat lebih menonjol
- Filsafat Ekstensialisme mulai dikenal
- Masalah Kemanusiaan yang umum, misalnya Hak Asasi Manusia.
Berikut
ini dapat kita perhatikan Pengarang-pengarang angkatan 45 dan karya-karyanya
sebagaimana di bawah ini :
Karya
– karya Chairil Anwar antara lain : Kerikil Tajam dan yang Terhempas dan yang
Putus (1949, kumpulan puisi), Deru Campur
Debu (1949, kumpulan puisi), Tiga
Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi bersama Rivai Apin, dan Asrul Sani)
Karya
– karya Asrul Sani antaralain : Bola
Lampu (cerpen), Sahabat Saya Cordiaz (cerpen), Si Penyair Belum Pulang (cerpen), Perumahan Bagi Fadjria Novari (cerpen), Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat (cerpen)
Karya
– karya Idrus antara lain :Dari Ava Maria
ke Jalan Lain ke Roma (1948, kumpulan cerpen), Keluarga Surono (1948, drama),
Perempuan dan Kebangsaan (1949, roman autobiogrfis), Aki (1950), Dengan mata
Terbuka (1961), Hati Nurani manusia (1963)
Karya
– karya Usmar Ismail antaralain : Puntung
Berasap (1949, kumpulan puisi), Sedih
dan Gembira (1949, kumpulan drama), berisi:
“Api”, “Liburan Seniman”, dan “Citra”. Mutiara dari Nusa Laut (drama),
Mekar Melati (drama), Tempat yang
Kosong (drama), “Ayahku Pulang” merupakan
drama saduran dari “Chichi Kaeru”karangan
Kikuchi Kwan. “Ayahku Pulang” kemudian
dibuat film dengan judul “Dosa Tak
Berampun”.
Karya
– karya Amal Hamzah antaralain : Gitanyali
(1947), Pembebasan Pertama (1949,
terjemahan), kp. Buku dan Penulis
(1950, kritik)
Karya
– karya Rosihan Anwar antaralain : Raja
Kecil, Bajak laut di Selat Malaka (1967), Radio Masyarakat (cerpen).
Karya
– karya Achdiat K. Mihardja antaralain : Atheis
(1948, roman), Polemik Kebudayaan
(1948), Bentrokan Dalam Asrama (1952,
drama), Keretakan dan Ketegangan
(1956, kumpulan cerpen dan drama sebabak), Kesan
dan Kenangan (1961, kumpulan cerpen)
Karya
– karya Aoh K Hadimaja antaralain : Zahra
(1952, kumpulan puisi), Manusia dan
Tanahnya (1952, kumpulan cerpen & reportasi literree), Beberapa Paham angkatan ’45 (1952,
kumpulan esai)
Karya
– karya M. Balfas antaralain : Lingkaran – Lingkaran Retak (1952,
kumpulan ccerpen), Retak (1964,
roman)
Karya
– karya Rusman Sutiasumarga antaralain : Yang
Terempas dan Yang Terkandas (1951, kumplan cerpen), Korban Romantik (1964, kumpulan cerpan), Kalung (1964, kumpulan cerpan)
Karya
– karya Trisno Sumardjo antaralain : Kata
Hati dn Perbuatan (1952, kumpulan puisi cerpen drama), Cinta Teruna (1953, drama), Rumah
Raja (1957, kumpulan cerpen), Daun
Kering (1962, kumpulan cerpen), Wajah
– Wajah yang Berubah (1968, kumpulan cerpen), Silhuet (1966, kumpulan puisi), Hamlet
(1950, terjemahan), Macbeth (1950,
terjemahan dari Saudagar Venesia), Manasuka
(1952, terjmahan dari Impian di Tengah Musim), Romeo dan Julia (1955, terjemahan), Antonius dan Cleopatra (1963, terjemahan), Dongeng – Dongeng Perumpamaan (1959), Dokter Zhivago (1960,
terjemahan)
Karya
– karya MH. Rustandi Kartakusuma antaralain : Prabu dan Puteri (1950, kumpulan drama), Merah Semua Putih Semua (1961), Rekaman
Dari Tujuh Daerah (1951)
Karya
– karya Mohammad Ali antaralain : Hitam
dan Putih (1959, kumpulan puisi cerpen, drama), Lima Tragedi (1954), Siksa
dan Bayangan (1955), Persetujuan Dengan Iblis (1955), Kubur Tak Bertanda (1955)
Karya
– karya Harjadi S. Hartowardojo antaralain : Luka Bayang (kumpulan puisi cerpen, drama), Kumpulan Sajak – Sajak 1950-1953 (1964, kumpulan puisi), Munafik
Karya
– karya Suwarsih Djojopuspito antaralain : Buiten
Het gareel (Di Luar Garis) (1941, roman), Tujuh Cerita Pendek (1951, kumpulan cerpen), Empat Serangkai (1954, kumpulan cerpen)
Karya
– karya S. Rukiah antaralain : Tandus
(1952, kumpulan puisi cerpen), Kejatuhan
Dan Hati (1950, roman)
Karya
– karya Abu Hanifah antaralain : Kumpulan
Drama Taufan Di Atas Asia (yang berisi : “Taufan di Atas Asia”, “Intelek Istimewa”, “Dewi Reni”, dan “Rogaya”),
Dokter Rimbu (1952)
Abu
Hanifah menggunakan nama samara El Hakim dalam setiap tulisannya. Abu Hanifah
juga merupakan kakak dari Usmar Ismail.
Karya
– karya M.S. Ashar antaralain : Bunglon
(Puisi)
Karya
– karya kotot Sukardi antaralain : Bende
Matatam
Karya
– karya Inu Kertapati antaralain : Sumping
Sureng Pati
Karya
– karya Walujati antaralain : Berpisah
(Puisi)
Karya
– karya St. Nuraini antaralain : Sajak
Buat Anak Yang Takkan Lahir (puisi)
Karya
– karya Maria Amin antaralain : Tengoklah
Dunia Sana (prosa lirik)
Karya
– karya Narjamsu antaralain : Terawang
(1948, cerpen, di majalah Gema Suasana)
Nah
demikian kiranya beberapa sastrawan dan karyanya yang termasuk dalam angkatan
Balai Pustaka. Mohon maaf jika ada kesalahan-kesalahan. Oleh Karena itu kritik
dan saran yang membangun diharapkan dari para sobat blogger guna menambah dan
memajukan sastra Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat…
Salam
Sastra
No comments:
Post a Comment