Sastra Indonesia merupakan sastra
yang berbahasa Indonesia (Rosidi, 1991:10). Batasan ini agak terlalu luas. Oleh
karena itu, setidaknya harus ditambah satu syarat lagi yaitu sastra yang
ditulis oleh orang Indonesia. Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memiliki
berbagai macam karya sastra yang terkenal, seperti Siti Nurbaya karya Marah
Rusli, Azab dan Sengsara (Merari Siregar), Deru Campur Debu (Chairil Anwar),
dan masih banyak yang lainnya.
Tapi apakah kita semua tahu kapan
mereka membuat sebuah karya sastra, ataupun memelopori sebuah desain baru dalam
perkembangan karya sastra Indonesia…? Maka dari itu untuk mengetahui pelopor
atau pengelompokan pengarang dan karya sastranya dibuatlah angkatan – angkatan
sastra di Indonesia
Menurut Wellek via Pradopo
angkatan sastra ialah sekumpulan sastrawan yang hidup dalam satu kurun masa
atau menempati periode tertentu. Sastrawan tadi setidaknya memliki gagasan,
ide, semangat yang sama atau mirip.
Sastra Indonesia menurut saya di
bagi dalam 5 angkatan. Hal ini merujuk pada materi saat mengikuti mata kuliah
teori sastra yang saya ambil di sebuah universits swasta di Semarang (meskipun
jarang2 masuk,,hehe). Okeee, capcuuzzz, gag pake lama, inilah pembagian
angkatan sastra versi saya… chek this out . . .
1.
Angkatan Balai Pustaka
Ø
Merari Siregar dengan karyanya Azab dan
Sengsara (1920,). Dimana novel ini
merupakan novel atau roman yang pertama di Indonesia
Ø
Marah Rusli dengan karyanya Siti Nurbaya (1922), Anak dan Kemenakan (1956)
Ø
Abdul Muis dengan karyanya Salah Asuhan (1928), Surapati (1950)
Ø
Nur Sutan Iskandar dengan karyanya Salah
Pilih (1928), Hulubalang Raja (1934)
Ø
Moh. Yamin dengan karyanya Ken Arok dn Ken
Dedes (1934, drama), Tanah Air (1922,
kumpulan puisi)
Ø
Rustam Effendi dengan karyanya Bebasari (1924,Drama),
Percikan Permenungan (1926, kumpulan
puisi)
Ø
Adinegoro dengan karyanya Darah Muda dan Asmara
Jaya
Ø
M. Kasim dengan karyanya Medua Teruna (1929)
2.
Angkatan Pujangga Baru
v
Tulis Sutan Sati dengan karyanya Sengsara
Membawa Nikmat (1928)
v
Sutan Takdir Alisyahbana dengan karyanya Layar
Terkembangt (1936), Anak
Perawan di Sarang Penyamun (1940)
v
Amir Hamzah dengan karyanya Bhagawat Gita (1933, terjemahan kumpulan puisi), Nyanyi
Sunyi (1937, kumpulan puisi)
v
Armijn Pane dengan karyanya Belenggu (1940), Jinak-Jinak Merpati (1953,
kumpulan drama)
v
Sanusi Pane dengan karyanya Airlangga (1928, kumpulan drama), Kertajaya (1932,
drama)
v
J. E. Tatengkeng dengan karyanya Rindu Dendam
(1934, kumpulan puisi)
v
Hamka dengan karyanya Di Bawah lindungan
Ka'bah (1938), Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijk (1938)
v
Aman Datuk Madjoindo dengan karyanya Si Cebol
Rindukan Bulan (1932), Si Dul
Anak Betawi (1956)
v
I Gusti Nyoman Panji Tisna dengan karyanya Sukreni
Gadis Bali (1935),
v
Suman
Hs. Dengan karyanya Kasih Tak Terlarai (1926), Mencari Pencuri Anak
Perawan (1932)
v
Hamidah
dengan karyanya Kehilangan Mestika (1935)
v
Adlin
Afandi dengan karyanya Sandiwara Gadis Modern (1941)
v
Sa’adah
Alim dengan karyanya sandiwara pembalasan (1941)
3.
Angkatan 45
²
Chairil Anwar dengan karyanya Deru Campur
Debu (1949, kumpulan puisi),
²
Asrul Sani dengan karyanya "Bola
Lampu" (cerpen)
²
Idrus dengan karyanya Dari Ave Maria Ke Jalan
Lain Ke Roma (1948, kumpulan
cerpen)
²
Usmar Ismail dengan karyanya Sedih Dan
Gembira (1949, kumpulan drama)
²
Amal Hamzah dengan karyanya Gitanyali (1947)
²
Achdiat K. Mihardja dengan karyanya Atheis (1948, roman)
²
MH. Rustandi Kartakusuma dengan karyanya Merah
Semua Putih Semua (1961)
4.
Angkatan 66
ü
Trisno Yuwono dengan karyanya Laki-laki Dan
Mesiu (1957), Pagar Kawat
Berduri (1962, roman)
ü
Toha Mohtar dengan karyanya Daerah Tak
Bertuan (1963, roman)
ü
Motinggo Boesje dengan karyanya Malam Jahanam (1962)
ü
Toto Sudarto Bachtiar dengan karyanya Suara (1956, kumpulan puisi)
ü
W. S. Rendra dengan karyanya Balada
Orang-orang Tercinta, Blues Untuk Bonie
ü
N. H. Dini dengan karyanya Pada Sebuah Kapal,
Namaku Hiroko (1977), La Barka
(1975)
5.
Angkatan Pasca 66
u
Putu Wijaya dengan karyanya Aduh, Lho, Byar
Pet
u
Umar Kayam dengan karyanya Para Priyayi, Sri
Sumarah dan Bawuk (kumpulan
novelet)
u
Iwan Simatupang dengan karyanya Merahnya
Merah, Bulan Bujur Sangkar
u
Budi Darma dengan karyanya Orang-orang
Blomington (kumpulan cerpen)
u
Danarto dengan karyanya Berhala
u
Sutarji Coulzoum Bachri dengan karyanya O,
Amuk, Kapak
Nah
demikian pembagian sastra menurut saya, jika hal pembagian terserbut
bertentangan dengan pendapat para sobat blogger silahkan berpendapat
sewajarnya..hehehe.. demi perkembangan dunia sastra mari belajar berpendapat
dan berargumentasi… semoga tulisan ini bermanfaat sebagaimana mestinya..
Salam
Sastra Indonesia
No comments:
Post a Comment