Saturday, 4 October 2014

Angkatan sastra Indonesia



Sastra Indonesia merupakan sastra yang berbahasa Indonesia (Rosidi, 1991:10). Batasan ini agak terlalu luas. Oleh karena itu, setidaknya harus ditambah satu syarat lagi yaitu sastra yang ditulis oleh orang Indonesia. Dalam perkembangannya, sastra Indonesia memiliki berbagai macam karya sastra yang terkenal, seperti Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Azab dan Sengsara (Merari Siregar), Deru Campur Debu (Chairil Anwar), dan masih banyak yang lainnya.
Tapi apakah kita semua tahu kapan mereka membuat sebuah karya sastra, ataupun memelopori sebuah desain baru dalam perkembangan karya sastra Indonesia…? Maka dari itu untuk mengetahui pelopor atau pengelompokan pengarang dan karya sastranya dibuatlah angkatan – angkatan sastra di Indonesia
Menurut Wellek via Pradopo angkatan sastra ialah sekumpulan sastrawan yang hidup dalam satu kurun masa atau menempati periode tertentu. Sastrawan tadi setidaknya memliki gagasan, ide, semangat yang sama atau mirip.
Sastra Indonesia menurut saya di bagi dalam 5 angkatan. Hal ini merujuk pada materi saat mengikuti mata kuliah teori sastra yang saya ambil di sebuah universits swasta di Semarang (meskipun jarang2 masuk,,hehe). Okeee, capcuuzzz, gag pake lama, inilah pembagian angkatan sastra versi saya… chek this out . . .

1.        Angkatan Balai Pustaka
Ø  Merari Siregar dengan karyanya Azab dan Sengsara (1920,). Dimana novel ini merupakan novel atau roman yang pertama di Indonesia
Ø  Marah Rusli dengan karyanya Siti Nurbaya (1922), Anak dan Kemenakan (1956)
Ø  Abdul Muis dengan karyanya Salah Asuhan (1928), Surapati (1950)
Ø  Nur Sutan Iskandar dengan karyanya Salah Pilih (1928), Hulubalang Raja (1934)
Ø  Moh. Yamin dengan karyanya Ken Arok dn Ken Dedes (1934, drama), Tanah Air (1922, kumpulan puisi)
Ø  Rustam Effendi dengan karyanya Bebasari (1924,Drama),  Percikan Permenungan (1926, kumpulan puisi)
Ø  Adinegoro dengan karyanya Darah Muda dan Asmara Jaya
Ø  M. Kasim dengan karyanya Medua Teruna (1929)
 
2.        Angkatan Pujangga Baru
v  Tulis Sutan Sati dengan karyanya Sengsara Membawa Nikmat (1928)
v  Sutan Takdir Alisyahbana dengan karyanya Layar Terkembangt (1936), Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)
v  Amir Hamzah dengan karyanya Bhagawat Gita (1933, terjemahan kumpulan puisi), Nyanyi Sunyi (1937, kumpulan puisi)
v  Armijn Pane dengan karyanya Belenggu (1940), Jinak-Jinak Merpati (1953, kumpulan drama)
v  Sanusi Pane dengan karyanya Airlangga (1928, kumpulan drama), Kertajaya (1932, drama)
v  J. E. Tatengkeng dengan karyanya Rindu Dendam (1934, kumpulan puisi)
v  Hamka dengan karyanya Di Bawah lindungan Ka'bah (1938), Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (1938)
v  Aman Datuk Madjoindo dengan karyanya Si Cebol Rindukan Bulan (1932), Si Dul Anak Betawi (1956)
v  I Gusti Nyoman Panji Tisna dengan karyanya Sukreni Gadis Bali (1935),
v  Suman Hs. Dengan karyanya Kasih Tak Terlarai (1926), Mencari Pencuri Anak Perawan (1932)
v  Hamidah dengan karyanya Kehilangan Mestika (1935)
v  Adlin Afandi dengan karyanya Sandiwara Gadis Modern (1941)
v  Sa’adah Alim dengan karyanya sandiwara pembalasan (1941)

3.        Angkatan 45
²  Chairil Anwar dengan karyanya Deru Campur Debu (1949, kumpulan puisi),
²  Asrul Sani dengan karyanya "Bola Lampu" (cerpen)
²  Idrus dengan karyanya Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (1948, kumpulan cerpen)
²  Usmar Ismail dengan karyanya Sedih Dan Gembira (1949, kumpulan drama)
²  Amal Hamzah dengan karyanya Gitanyali (1947)
²  Achdiat K. Mihardja dengan karyanya Atheis (1948, roman)
²  MH. Rustandi Kartakusuma dengan karyanya Merah Semua Putih Semua (1961)

4.        Angkatan 66
ü  Trisno Yuwono dengan karyanya Laki-laki Dan Mesiu (1957), Pagar Kawat Berduri (1962, roman)
ü  Toha Mohtar dengan karyanya Daerah Tak Bertuan (1963, roman)
ü  Motinggo Boesje dengan karyanya Malam Jahanam (1962)
ü  Toto Sudarto Bachtiar dengan karyanya Suara (1956, kumpulan puisi)
ü  W. S. Rendra dengan karyanya Balada Orang-orang Tercinta, Blues Untuk Bonie
ü  N. H. Dini dengan karyanya Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko (1977), La Barka (1975)

5.        Angkatan Pasca 66
u  Putu Wijaya dengan karyanya Aduh, Lho, Byar Pet
u  Umar Kayam dengan karyanya Para Priyayi, Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan novelet)
u  Iwan Simatupang dengan karyanya Merahnya Merah, Bulan Bujur Sangkar
u  Budi Darma dengan karyanya Orang-orang Blomington (kumpulan cerpen)
u  Danarto dengan karyanya Berhala
u  Sutarji Coulzoum Bachri dengan karyanya O, Amuk, Kapak

Nah demikian pembagian sastra menurut saya, jika hal pembagian terserbut bertentangan dengan pendapat para sobat blogger silahkan berpendapat sewajarnya..hehehe.. demi perkembangan dunia sastra mari belajar berpendapat dan berargumentasi… semoga tulisan ini bermanfaat sebagaimana mestinya..

Salam Sastra Indonesia

No comments:

Post a Comment